Kesempurnaan sifat pendidik memang hanya milik para rasul namun kerahkan segenap kemampuan untuk meraih dan memiliki sifat-sifat itu sebab kita juga menjadi fokus teladan pendidikan bagi generasi baru paling tidak sebagai fokus teladan bagi anak-anak kita mereka akan senantiasa menyorot kita selaku seorang pendidik dan pembimbing Kitalah contoh nyata yang mereka saksikan dalam kehidupan inilah 10 karakter yang harus anda miliki.
1. Ikhlas
Rawat dan didiklah anak dengan penuh ketulusan dan niat ikhlas semata-mata mengharapkan keridhaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala jangankan niat semata-mata untuk Allah subhanahu wa taala dalam Seluruh aktivitas edukatif baik berupa perintah larangan nasehat pengawasan maupun hukuman.
Ikhlas dalam perkataan dan perbuatan termasuk pondasi iman dan merupakan keharusan dalam Islam Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak akan menerima suatu amal perbuatan tanpa keikhlasan Allah subhanahu wa ta'ala berfirman yang artinya '' dan mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-nya dalam menjalankan agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus Quran surat al-bayyinah ayat 5"
Ingatlah hadis Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam menjelaskan Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat dan Sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai yang ia niatkan muttafaqun alaih.
Yang benar kita akan memperoleh hasil kerja kita menurut kadar niat yang terpatri dalam hati kita semakin tinggi tingkat ketulusan dan keikhlasan semakin besar pula balasannya di akhirat dan semakin tinggi pula martabat kita di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Niat ikhlas selain mendatangkan keridhaan dan Pahala allah subhanahu wa ta'ala juga akan meneguhkan hati kita di saat ujian datang dan hati kita akan tetap lapang bagaimanapun hasil yang kita raih setelah usaha dan doa.
2. Bertakwa
Inilah sifat terpenting yang harus dimiliki seorang pendidik yaitu Taqwa yang didefinisikan oleh para ulama
أَنْ لَا يَرَاكَ اللَّهُ حَيْثُ نَهَاكَ وَ لَا يَفْقِدُكَ حَيْثُ أَمَرَكَ
" menjaga agar Allah tidak mendapati MU pada perkara yang Dia larang dan jangan sampai Allah tidak mendapati MU pada perkara yang dia perintahkan".
Yakni mengerjakan segala yang dia perintahkan dan menjauhi segala yang dilarang.
Atau sebagaimana yang dikatakan ulama lain:
اِتِّقَاءُ عَذَابِ اللَّهِ بِصَالِحِ العَمَلِ وَ الخَشْيَةُ مِنْهُ فِي السِّرِّ وَ العَلَنِ
" menjaga diri dari azab Allah dengan mengerjakan amal saleh dan merasa takut kepadanya baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan".
Yakin menjaga diri dari azab Allah dengan senantiasa merasa di bawah pengawasannya dan senantiasa menampak I jalan yang telah digariskan baik saat sendiri maupun di hadapan manusia.
Hiasi diri dengan ketakwaan sebab pendidik adalah contoh dan panutan sekaligus penanggung jawab pertama dalam pendidikan anak berdasarkan iman dan Islam.
Jika pendidik tidak menghiasi diri dengan Taqwa baik dalam perilaku ucapan dan pergaulan maka ini menjadi malapetaka besar bagi si pendidik dan anak didiknya dan menjadi musibah dalam dunia pendidikan kata pepatah mengatakan guru kencing berdiri murid kencing berlari.
Hiasi diri dengan ketakwaan!
Ingatlah janji Allah bahwa dia akan memudahkan urusan orang yang bertakwa akan memberi jalan keluar baginya dan memberinya rezeki dari arah yang tak disangka-sangka.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَمَنْ يَتَقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
" barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya" Qs Ath Thalaq: 2-3
وَمَنْ يَتَقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَْمْرِهِ يُّسْرًا
" dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." Qs Ath Thalaq :4
Anak yang sholeh adalah rezeki mudah-mudahan karena ketakwaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala berkenan memberikan jalan keluar bagi setiap urusanmu dan memberikan rizki yang baik kepadamu.
3. Berilmu
Sebuah keharusan bahwa pendidik harus berbekal ilmu yang memadai ia harus memiliki pengetahuan tentang konsep-konsep dasar pendidikan dalam Islam mengetahui halal-haram prinsip-prinsip etika Islam serta memahami secara global peraturan-peraturan dan kaidah-kaidah syariat Islam.
Mengapa?
Karena dengan mengetahui semua itu pendidik akan menjadi seorang alim yang bijak Letakkan segala sesuatu pada tempatnya mampu bersikap profesional dalam memberi materi pendidikan mendidik anak dengan pokok-pokok persyaratannya mendidik dan memperbaiki dengan berpijak pada dasar-dasar yang kokoh mendidik dan mengharap mengarah kan anak didik dengan ajaran ajaran Alquran dan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan contoh yang baik kepada mereka dengan keteladanan yang agung dan dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat beliau.
Sebaliknya jika pendidik tidak mengetahui semua itu lebih lebih tentang konsep-konsep dasar pendidikan anak maka si anak akan dilanda kemelut spritual moral mental dan sosial anak akan menjadi manusia yang tidak berharga dan diragukan eksistensinya dalam semua aspek kehidupan
Sebab orang yang tidak mempunyai sesuatu bagaimana ia akan memberikan sesuatu kepada orang lain?
Bagaimana mungkin lampu tak berminyak dapat menerangi sekitarnya?
Betapa banyak orang tua yang berbuat aniaya terhadap anak-anaknya di Sebab mereka tak paham pokok-pokok pendidikan?
Betapa banyak anak yang terjerumus dalam kesengsaraan karena pendidik tidak mengetahui ilmu syariat?
Tidak diragukan bahwa tanggung jawabnya sangat besar di hadapan Allah subhanahu wa ta'ala pada hari ketika harta benda dan anak-anak tidak dapat menolong.
وَقَفُوهُمْ إِنَّهُم مَّسْولُونَ
" dan tahan lama mereka (di tempat perhentian) karena sesungguhnya mereka akan ditanya." Qs Ash Shaffaat: 24
Maka seorang pendidik harus membekali diri dengan segala ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan metode-metode pendidikan yang sesuai untuk mendidik generasi muslim.
4. Bertanggung jawab
milikilah rasa tanggung jawab yang besar dalam pendidikan anak baik aspek keimanan maupun tingkah laku kesehariannya dalam pembentukan anak baik aspek jasmani maupun rohani dan dalam mempersiapkan anak baik aspek mental maupun sosial nya rasa tanggung jawab ini akan senantiasa mendorong upaya menyeluruh dalam mengawasi anak dan memperhatikannya mengarahkan dan mengikutinya membiasakan dan melatihnya.
Sebaliknya jika rasa tanggung jawab ini pudar lalu orang tua melalaikan dan mengabaikan tugas pengawasan Nya maka secara bertahap anak bisa terjerumus dalam kerusakan dan jika kelalaian ini berlangsung terus-menerus maka akan menjadi ancaman yang sangat membahayakan anak akan semakin parah kerusakannya dan teramat sulit untuk memperbaikinya orang tua akan menyesal tapi Sesal kemudian tiada berguna.
5. Sabar dan Tabah
dua sifat ini mutlak dibutuhkan oleh setiap pendidik. Sebab dalam proses pendidikan tentu sangat banyak tantangan dan ujian baik tantangan yang berasal dari diri kita sendiri anak didik maupun tantangan dari luar lingkungan kita harus bisa melaksanakan sebaik-baiknya kewajiban mendidik anak di antara tugas dan tanggung jawab kita yang lainnya kita akan dihadapkan kepada berbagai macam karakter anak ulah dan tingkah mereka yang sangat menuntut kesabaran dalam menghadapinya Ditambah lagi dengan faktor luar baik lingkungan sekitar kawan bergaul berbagai macam media dan lain sebagainya menghadapi semua tantangan dan ujian ini kita tidak boleh menanggalkan sifat ketabahan dan kesabaran meski Hanya Sekejap jika tidak percayaan ancaman kegagalan terpampang di depan mata.
Dari sini dapat kita lihat dengan jelas di antara hikmah pujian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada Asyaj abdul qeis.
" sesungguhnya pada dirimu terdapat dua sifat yang disukai oleh Allah yaitu ketabahan dan ketelitian."
6. LEMAH LEMBUT DAN TIDAK KASAR
Inilah Salah satu sifat yang dicintai Allah dan disukai oleh manusia pada hakekatnya setiap jiwa menyukai kelembutan terlebih lagi jiwa anak yang masih polos dan lugu Setiap anak sangat merindukan sosok pendidik yang ramah dan lemah lembut sebaliknya jiwa si anak akan fobia dengan karakter pendidik yang kasar dan kejam Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah sosok pendidik yang penuh kelembutan sifat lemah lembut dalam mendidik anak akan mendatangkan banyak kebaikan sebaliknya sikap kasar akan membawa keburukan di samping itu sikap kasar dapat meninggalkan trauma dan memori buruk dalam jiwa dan ingatan si anak Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala itu maha lembut dan menyukai kelemahlembutan dalam segala urusan beliau Shallallahu Alaihi Wasallam juga bersabda yang artinya sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala maha lemah-lembut dan menyukai kelemahlembutan dia akan memberikan kepada orang yang ramah sesuatu yang tidak dia berikan kepada orang yang kasar dan sesuatu yang tidak dia berikan kepada selainnya dalam hadis yang lain beliau Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya sesungguhnya sifat lemah lembut itu tidaklah ada pada sesuatu kecuali ia akan menghiasinya Dan tidaklah sifat lemah lembut itu tercapai tercabut dari sesuatu kecuali akan menjadikannya buruk Karena itulah jika sifat lemah lembut ini tidak kita miliki Niscaya akan terluput banyak kebaikan sifat lemah lembut ini akan membuat anak menjadi nyaman dan lebih mudah dalam menerima pengajaran dan secara tidak langsung sifat lemah lembut ini akan mewarnai karakter anak dan insya Allah sifat ini dengan sendirinya akan menurun kepadanya jika demikian halnya tentu orang pertama yang akan merasakan kebaikannya adalah kedua orang tuanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah teladan dalam hal ini Abu Hurairah radhiyallahu Anhu menceritakan kami mengerjakan salat bersama Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam beliau mengerjakan salat dan ketika beliau sujud tiba-tiba al-hasan dan al-husain melompat ke atas punggung beliau ketika beliau mengangkat kepala maka beliau mengambil keduanya dan beliau Letakkan dengan perlahan ketika beliau kembali sujud maka keduanya kembali menaiki punggung Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam ketika beliau bangkit maka beliau meletakkan yang satu di sebelah kanan dan satu lagi di sebelah kiri aku berkata kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Apakah tidak sebaiknya saya bahwa keduanya ke tempat Ibu mereka beliau Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab tidak kemudian Ibunya datang dan Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam berkata Sekarang ikut lah Ibu kalian lalu keduanya berjalan mengikutinya masuk ke dalam rumah.
7. Penyayang
Kita sering tak sadar bahwa anak-anak yang masih bersih dan polos itu lebih bisa membaca perasaan orang yang berinteraksi dengannya seorang anak lebih objektif dalam memberikan penilaian mereka dapat merasakan mana orang yang menyayanginya dan mana yang tidak memiliki perasaan sayang kepadanya perasaan Sayang ini yang akan menjadi penghangat suasana dan menjadikan proses pengajaran menjadi nyaman dan menyenangkan salah satu kunci kesuksesan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalam mendidik para sahabatnya adalah sifat beliau yang ramah lagi penyayang sikap yang memberikan kesan mendalam bagi orang lain Abu Sulaiman Malik bin Husain radhiyallahu Anhu menceritakan kami pernah datang menghadap Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersama rombongan ketika itu kami adalah para pemuda yang sebaya kami tinggal bersama beliau selama 20 hari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah seorang yang penyayang lagi Rama akhirnya beliau mengerti bahwa kami telah merindukan keluarga kami lalu Beliau menanyakan kepada kami tentang siapa saja dari keluarga kami yang tinggal di rumah dan kami pun memberitahukan kepada beliau setelah itu Beliau berkata sekarang kembalilah kepada keluargamu masing-masing dan tinggallah bersama mereka ajarilah mereka dalam berbuat kebaikan kepada mereka laksanakanlah salat begini dan diwaktu begini dan begini di waktu begini jika telah masuk waktu salat maka hendaklah salah seorang dari kalian mengumandangkan adzan dan hendaklah yang mengimami adalah yang paling tua usianya Diantara Kalian Anas radhiallahu Anhu meriwayatkan seorang wanita mendatangi Aisyah radhiyallahu anha lalu Aisyah memberi 3 butir kurma wanita itu memberi tiap-tiap anaknya 1 butir kurma dan menyisakan 1 butir untuk dirinya lalu kedua anak itu
Memakan kedua kurma tersebut Lalu melihat kurma yang ada pada ibunya lalu wanita itu membelah dua kurma itu lalu memberi masing-masing setengah kepada kedua anaknya itu Tak lama kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam datang Lalu Aisyah menceritakan hal itu Kepada beliau maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya Apakah kamu takjub melihatnya sungguh Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah merahmatinya karena kasih sayang-nya kepada kedua anaknya.
8. Lunak dan Fleksibel
Lunak dan fleksibel Bukan maksudnya lemah dan tidak tegas namun harus dipahami secara luas dan menyeluruh maksudnya disini lebih mengarah kepada sikap mempermudah urusan dan tidak mempersulit nya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda permudahlah Jangan membuat sulit dan berikanlah berita gembira janganlah kalian membuat orang lain lari.
Demikian juga hendaknya seorang pendidik memilih kemudahan yang dibolehkan oleh syariat misalnya jika dihadapkan pada dua pilihan maka pendidik yang bijak akan memilih yang paling ringan dan mudah selama hal itu bukan perkara haram demikianlah yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Aisyah radhiyallahu anha berkata tidaklah rasulullah shallallahu alaihi wasallam dihadapkan pada dua pilihan kecuali beliau memilih yang paling ringan mudah selama bukan merupakan dosa.
Dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya Maukah kalian aku beritahu tentang orang yang haram bagi neraka atau neraka haram baginya neraka itu haram atau setiap orang yang mudah dekat dengan orang lain lunak fleksibel dan mudah bergaul termasuk dalam hal ini sikap tidak berlebih-lebihan sikap berlebih-lebihan merupakan sifat tercela dalam segala hal demikian juga sikap terlalu menggampangkan termasuk juga dalam dunia pendidikan seorang pendidik harus bisa bersikap seimbang profesional dan pertengahan sebab dalam masalah pokok agama saja Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyukai sifat pertengahan dan tidak berlebih-lebihan Abu Mas'ud Bah bin Umar Al Badri Radiallahu anhu berkata Sesungguhnya aku biasa melambatkan hadir dalam salat subuh berjamaah karena Si Fulan yang suka memanjangkan salatnya ketika Mama mengimami kami akhirnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam marah dan aku belum pernah melihat beliau marah Ketika memberikan nasehat melebihi kemarahan beliau saat itu beliau bersabda yang artinya wahai manusia sesungguhnya Diantara Kalian ada yang membuat orang lain lari meninggalkan salat jamaah maka siapa saja di antara kalian yang menjadi imam salat Hendaklah ia meringankannya karena di antara makmum ada orang yang sudah tua orang lemah dan orang yang sedang punya keperluan.
Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melarang sikap berlebihan seperti itu dalam masalah pokok agama lalu Bagaimana pula dalam masalah pendidikan.
9. Tudak mudah marah
Sifat mudah marah merupakan bagian dari sifat negatif dalam pendidikan Jika seorang pendidik mampu mengendalikan diri dan menahan amarahnya Maka hal itu akan membawa keberuntungan bagi dirinya dan juga anak-anaknya karena sebagian besar kemarahan itu datangnya dari setan.
Perasaan anak sangatlah peka mereka dapat membedakan manakah nasehat yang didorong oleh kemarahan dan manakah nasehat yang didorong oleh rasa kasih sayang dan tentu pengaruhnya bagi hati juga akan berbeda dampak buruk yang lain dari sifat mudah marah Ini adalah anak akan merasa aman ketika bersalah menunggu sampai orang tuanya benar-benar marah dan anak yang terbiasa dididik dengan kekerasan dan kemarahan akan kebal dengan nasehat dan gampang dengan kelemahlembutan karena itu ketika ada seseorang Meminta nasehat kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam beliau bersabda jangan marah orang itu mengulanginya beberapa kali namun beliau tetap mengatakan jangan marah.
10. Dekat namun berwibawa
Pendidik yang sukses adalah pendidik yang benar-benar dekat di hati anak-anak selalu Merindukannya mereka merasa gembira dan bahagia bersamanya ia pendidik yang mengasihi dan dikasihi anak bukan takut padanya namun mereka sayang hormat dan segan melanggar perintah dan kata-katanya.
Kita bisa melihat bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam selalu dekat dan akrab dengan anak-anak bukan hanya terhadap al-hasan dan al-husain cucu beliau tetapi juga anak-anak yang lainnya namun kedekatan beliau itu tidak membuat anak berani berbuat semaunya tanpa bisa diatur sebaliknya setiap nasehat dan petuah beliau Menghujam begitu dalam di hati mereka beliau adalah pendidik yang akrab lagi penuh Wibawa.
https://youtu.be/wwkJ0tBYPow
https://youtu.be/wwkJ0tBYPow
1. Ikhlas
Rawat dan didiklah anak dengan penuh ketulusan dan niat ikhlas semata-mata mengharapkan keridhaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala jangankan niat semata-mata untuk Allah subhanahu wa taala dalam Seluruh aktivitas edukatif baik berupa perintah larangan nasehat pengawasan maupun hukuman.
Ikhlas dalam perkataan dan perbuatan termasuk pondasi iman dan merupakan keharusan dalam Islam Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak akan menerima suatu amal perbuatan tanpa keikhlasan Allah subhanahu wa ta'ala berfirman yang artinya '' dan mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-nya dalam menjalankan agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus Quran surat al-bayyinah ayat 5"
Ingatlah hadis Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam menjelaskan Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat dan Sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai yang ia niatkan muttafaqun alaih.
Yang benar kita akan memperoleh hasil kerja kita menurut kadar niat yang terpatri dalam hati kita semakin tinggi tingkat ketulusan dan keikhlasan semakin besar pula balasannya di akhirat dan semakin tinggi pula martabat kita di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Niat ikhlas selain mendatangkan keridhaan dan Pahala allah subhanahu wa ta'ala juga akan meneguhkan hati kita di saat ujian datang dan hati kita akan tetap lapang bagaimanapun hasil yang kita raih setelah usaha dan doa.
2. Bertakwa
Inilah sifat terpenting yang harus dimiliki seorang pendidik yaitu Taqwa yang didefinisikan oleh para ulama
أَنْ لَا يَرَاكَ اللَّهُ حَيْثُ نَهَاكَ وَ لَا يَفْقِدُكَ حَيْثُ أَمَرَكَ
" menjaga agar Allah tidak mendapati MU pada perkara yang Dia larang dan jangan sampai Allah tidak mendapati MU pada perkara yang dia perintahkan".
Yakni mengerjakan segala yang dia perintahkan dan menjauhi segala yang dilarang.
Atau sebagaimana yang dikatakan ulama lain:
اِتِّقَاءُ عَذَابِ اللَّهِ بِصَالِحِ العَمَلِ وَ الخَشْيَةُ مِنْهُ فِي السِّرِّ وَ العَلَنِ
" menjaga diri dari azab Allah dengan mengerjakan amal saleh dan merasa takut kepadanya baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan".
Yakin menjaga diri dari azab Allah dengan senantiasa merasa di bawah pengawasannya dan senantiasa menampak I jalan yang telah digariskan baik saat sendiri maupun di hadapan manusia.
Hiasi diri dengan ketakwaan sebab pendidik adalah contoh dan panutan sekaligus penanggung jawab pertama dalam pendidikan anak berdasarkan iman dan Islam.
Jika pendidik tidak menghiasi diri dengan Taqwa baik dalam perilaku ucapan dan pergaulan maka ini menjadi malapetaka besar bagi si pendidik dan anak didiknya dan menjadi musibah dalam dunia pendidikan kata pepatah mengatakan guru kencing berdiri murid kencing berlari.
Hiasi diri dengan ketakwaan!
Ingatlah janji Allah bahwa dia akan memudahkan urusan orang yang bertakwa akan memberi jalan keluar baginya dan memberinya rezeki dari arah yang tak disangka-sangka.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَمَنْ يَتَقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
" barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya" Qs Ath Thalaq: 2-3
وَمَنْ يَتَقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَْمْرِهِ يُّسْرًا
" dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." Qs Ath Thalaq :4
Anak yang sholeh adalah rezeki mudah-mudahan karena ketakwaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala berkenan memberikan jalan keluar bagi setiap urusanmu dan memberikan rizki yang baik kepadamu.
3. Berilmu
Sebuah keharusan bahwa pendidik harus berbekal ilmu yang memadai ia harus memiliki pengetahuan tentang konsep-konsep dasar pendidikan dalam Islam mengetahui halal-haram prinsip-prinsip etika Islam serta memahami secara global peraturan-peraturan dan kaidah-kaidah syariat Islam.
Mengapa?
Karena dengan mengetahui semua itu pendidik akan menjadi seorang alim yang bijak Letakkan segala sesuatu pada tempatnya mampu bersikap profesional dalam memberi materi pendidikan mendidik anak dengan pokok-pokok persyaratannya mendidik dan memperbaiki dengan berpijak pada dasar-dasar yang kokoh mendidik dan mengharap mengarah kan anak didik dengan ajaran ajaran Alquran dan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan contoh yang baik kepada mereka dengan keteladanan yang agung dan dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat beliau.
Sebaliknya jika pendidik tidak mengetahui semua itu lebih lebih tentang konsep-konsep dasar pendidikan anak maka si anak akan dilanda kemelut spritual moral mental dan sosial anak akan menjadi manusia yang tidak berharga dan diragukan eksistensinya dalam semua aspek kehidupan
Sebab orang yang tidak mempunyai sesuatu bagaimana ia akan memberikan sesuatu kepada orang lain?
Bagaimana mungkin lampu tak berminyak dapat menerangi sekitarnya?
Betapa banyak orang tua yang berbuat aniaya terhadap anak-anaknya di Sebab mereka tak paham pokok-pokok pendidikan?
Betapa banyak anak yang terjerumus dalam kesengsaraan karena pendidik tidak mengetahui ilmu syariat?
Tidak diragukan bahwa tanggung jawabnya sangat besar di hadapan Allah subhanahu wa ta'ala pada hari ketika harta benda dan anak-anak tidak dapat menolong.
وَقَفُوهُمْ إِنَّهُم مَّسْولُونَ
" dan tahan lama mereka (di tempat perhentian) karena sesungguhnya mereka akan ditanya." Qs Ash Shaffaat: 24
Maka seorang pendidik harus membekali diri dengan segala ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan metode-metode pendidikan yang sesuai untuk mendidik generasi muslim.
4. Bertanggung jawab
milikilah rasa tanggung jawab yang besar dalam pendidikan anak baik aspek keimanan maupun tingkah laku kesehariannya dalam pembentukan anak baik aspek jasmani maupun rohani dan dalam mempersiapkan anak baik aspek mental maupun sosial nya rasa tanggung jawab ini akan senantiasa mendorong upaya menyeluruh dalam mengawasi anak dan memperhatikannya mengarahkan dan mengikutinya membiasakan dan melatihnya.
Sebaliknya jika rasa tanggung jawab ini pudar lalu orang tua melalaikan dan mengabaikan tugas pengawasan Nya maka secara bertahap anak bisa terjerumus dalam kerusakan dan jika kelalaian ini berlangsung terus-menerus maka akan menjadi ancaman yang sangat membahayakan anak akan semakin parah kerusakannya dan teramat sulit untuk memperbaikinya orang tua akan menyesal tapi Sesal kemudian tiada berguna.
5. Sabar dan Tabah
dua sifat ini mutlak dibutuhkan oleh setiap pendidik. Sebab dalam proses pendidikan tentu sangat banyak tantangan dan ujian baik tantangan yang berasal dari diri kita sendiri anak didik maupun tantangan dari luar lingkungan kita harus bisa melaksanakan sebaik-baiknya kewajiban mendidik anak di antara tugas dan tanggung jawab kita yang lainnya kita akan dihadapkan kepada berbagai macam karakter anak ulah dan tingkah mereka yang sangat menuntut kesabaran dalam menghadapinya Ditambah lagi dengan faktor luar baik lingkungan sekitar kawan bergaul berbagai macam media dan lain sebagainya menghadapi semua tantangan dan ujian ini kita tidak boleh menanggalkan sifat ketabahan dan kesabaran meski Hanya Sekejap jika tidak percayaan ancaman kegagalan terpampang di depan mata.
Dari sini dapat kita lihat dengan jelas di antara hikmah pujian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada Asyaj abdul qeis.
" sesungguhnya pada dirimu terdapat dua sifat yang disukai oleh Allah yaitu ketabahan dan ketelitian."
6. LEMAH LEMBUT DAN TIDAK KASAR
Inilah Salah satu sifat yang dicintai Allah dan disukai oleh manusia pada hakekatnya setiap jiwa menyukai kelembutan terlebih lagi jiwa anak yang masih polos dan lugu Setiap anak sangat merindukan sosok pendidik yang ramah dan lemah lembut sebaliknya jiwa si anak akan fobia dengan karakter pendidik yang kasar dan kejam Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah sosok pendidik yang penuh kelembutan sifat lemah lembut dalam mendidik anak akan mendatangkan banyak kebaikan sebaliknya sikap kasar akan membawa keburukan di samping itu sikap kasar dapat meninggalkan trauma dan memori buruk dalam jiwa dan ingatan si anak Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala itu maha lembut dan menyukai kelemahlembutan dalam segala urusan beliau Shallallahu Alaihi Wasallam juga bersabda yang artinya sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala maha lemah-lembut dan menyukai kelemahlembutan dia akan memberikan kepada orang yang ramah sesuatu yang tidak dia berikan kepada orang yang kasar dan sesuatu yang tidak dia berikan kepada selainnya dalam hadis yang lain beliau Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya sesungguhnya sifat lemah lembut itu tidaklah ada pada sesuatu kecuali ia akan menghiasinya Dan tidaklah sifat lemah lembut itu tercapai tercabut dari sesuatu kecuali akan menjadikannya buruk Karena itulah jika sifat lemah lembut ini tidak kita miliki Niscaya akan terluput banyak kebaikan sifat lemah lembut ini akan membuat anak menjadi nyaman dan lebih mudah dalam menerima pengajaran dan secara tidak langsung sifat lemah lembut ini akan mewarnai karakter anak dan insya Allah sifat ini dengan sendirinya akan menurun kepadanya jika demikian halnya tentu orang pertama yang akan merasakan kebaikannya adalah kedua orang tuanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah teladan dalam hal ini Abu Hurairah radhiyallahu Anhu menceritakan kami mengerjakan salat bersama Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam beliau mengerjakan salat dan ketika beliau sujud tiba-tiba al-hasan dan al-husain melompat ke atas punggung beliau ketika beliau mengangkat kepala maka beliau mengambil keduanya dan beliau Letakkan dengan perlahan ketika beliau kembali sujud maka keduanya kembali menaiki punggung Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam ketika beliau bangkit maka beliau meletakkan yang satu di sebelah kanan dan satu lagi di sebelah kiri aku berkata kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Apakah tidak sebaiknya saya bahwa keduanya ke tempat Ibu mereka beliau Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab tidak kemudian Ibunya datang dan Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam berkata Sekarang ikut lah Ibu kalian lalu keduanya berjalan mengikutinya masuk ke dalam rumah.
7. Penyayang
Kita sering tak sadar bahwa anak-anak yang masih bersih dan polos itu lebih bisa membaca perasaan orang yang berinteraksi dengannya seorang anak lebih objektif dalam memberikan penilaian mereka dapat merasakan mana orang yang menyayanginya dan mana yang tidak memiliki perasaan sayang kepadanya perasaan Sayang ini yang akan menjadi penghangat suasana dan menjadikan proses pengajaran menjadi nyaman dan menyenangkan salah satu kunci kesuksesan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalam mendidik para sahabatnya adalah sifat beliau yang ramah lagi penyayang sikap yang memberikan kesan mendalam bagi orang lain Abu Sulaiman Malik bin Husain radhiyallahu Anhu menceritakan kami pernah datang menghadap Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersama rombongan ketika itu kami adalah para pemuda yang sebaya kami tinggal bersama beliau selama 20 hari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah seorang yang penyayang lagi Rama akhirnya beliau mengerti bahwa kami telah merindukan keluarga kami lalu Beliau menanyakan kepada kami tentang siapa saja dari keluarga kami yang tinggal di rumah dan kami pun memberitahukan kepada beliau setelah itu Beliau berkata sekarang kembalilah kepada keluargamu masing-masing dan tinggallah bersama mereka ajarilah mereka dalam berbuat kebaikan kepada mereka laksanakanlah salat begini dan diwaktu begini dan begini di waktu begini jika telah masuk waktu salat maka hendaklah salah seorang dari kalian mengumandangkan adzan dan hendaklah yang mengimami adalah yang paling tua usianya Diantara Kalian Anas radhiallahu Anhu meriwayatkan seorang wanita mendatangi Aisyah radhiyallahu anha lalu Aisyah memberi 3 butir kurma wanita itu memberi tiap-tiap anaknya 1 butir kurma dan menyisakan 1 butir untuk dirinya lalu kedua anak itu
Memakan kedua kurma tersebut Lalu melihat kurma yang ada pada ibunya lalu wanita itu membelah dua kurma itu lalu memberi masing-masing setengah kepada kedua anaknya itu Tak lama kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam datang Lalu Aisyah menceritakan hal itu Kepada beliau maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya Apakah kamu takjub melihatnya sungguh Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah merahmatinya karena kasih sayang-nya kepada kedua anaknya.
8. Lunak dan Fleksibel
Lunak dan fleksibel Bukan maksudnya lemah dan tidak tegas namun harus dipahami secara luas dan menyeluruh maksudnya disini lebih mengarah kepada sikap mempermudah urusan dan tidak mempersulit nya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda permudahlah Jangan membuat sulit dan berikanlah berita gembira janganlah kalian membuat orang lain lari.
Demikian juga hendaknya seorang pendidik memilih kemudahan yang dibolehkan oleh syariat misalnya jika dihadapkan pada dua pilihan maka pendidik yang bijak akan memilih yang paling ringan dan mudah selama hal itu bukan perkara haram demikianlah yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Aisyah radhiyallahu anha berkata tidaklah rasulullah shallallahu alaihi wasallam dihadapkan pada dua pilihan kecuali beliau memilih yang paling ringan mudah selama bukan merupakan dosa.
Dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya Maukah kalian aku beritahu tentang orang yang haram bagi neraka atau neraka haram baginya neraka itu haram atau setiap orang yang mudah dekat dengan orang lain lunak fleksibel dan mudah bergaul termasuk dalam hal ini sikap tidak berlebih-lebihan sikap berlebih-lebihan merupakan sifat tercela dalam segala hal demikian juga sikap terlalu menggampangkan termasuk juga dalam dunia pendidikan seorang pendidik harus bisa bersikap seimbang profesional dan pertengahan sebab dalam masalah pokok agama saja Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyukai sifat pertengahan dan tidak berlebih-lebihan Abu Mas'ud Bah bin Umar Al Badri Radiallahu anhu berkata Sesungguhnya aku biasa melambatkan hadir dalam salat subuh berjamaah karena Si Fulan yang suka memanjangkan salatnya ketika Mama mengimami kami akhirnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam marah dan aku belum pernah melihat beliau marah Ketika memberikan nasehat melebihi kemarahan beliau saat itu beliau bersabda yang artinya wahai manusia sesungguhnya Diantara Kalian ada yang membuat orang lain lari meninggalkan salat jamaah maka siapa saja di antara kalian yang menjadi imam salat Hendaklah ia meringankannya karena di antara makmum ada orang yang sudah tua orang lemah dan orang yang sedang punya keperluan.
Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melarang sikap berlebihan seperti itu dalam masalah pokok agama lalu Bagaimana pula dalam masalah pendidikan.
9. Tudak mudah marah
Sifat mudah marah merupakan bagian dari sifat negatif dalam pendidikan Jika seorang pendidik mampu mengendalikan diri dan menahan amarahnya Maka hal itu akan membawa keberuntungan bagi dirinya dan juga anak-anaknya karena sebagian besar kemarahan itu datangnya dari setan.
Perasaan anak sangatlah peka mereka dapat membedakan manakah nasehat yang didorong oleh kemarahan dan manakah nasehat yang didorong oleh rasa kasih sayang dan tentu pengaruhnya bagi hati juga akan berbeda dampak buruk yang lain dari sifat mudah marah Ini adalah anak akan merasa aman ketika bersalah menunggu sampai orang tuanya benar-benar marah dan anak yang terbiasa dididik dengan kekerasan dan kemarahan akan kebal dengan nasehat dan gampang dengan kelemahlembutan karena itu ketika ada seseorang Meminta nasehat kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam beliau bersabda jangan marah orang itu mengulanginya beberapa kali namun beliau tetap mengatakan jangan marah.
10. Dekat namun berwibawa
Pendidik yang sukses adalah pendidik yang benar-benar dekat di hati anak-anak selalu Merindukannya mereka merasa gembira dan bahagia bersamanya ia pendidik yang mengasihi dan dikasihi anak bukan takut padanya namun mereka sayang hormat dan segan melanggar perintah dan kata-katanya.
Kita bisa melihat bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam selalu dekat dan akrab dengan anak-anak bukan hanya terhadap al-hasan dan al-husain cucu beliau tetapi juga anak-anak yang lainnya namun kedekatan beliau itu tidak membuat anak berani berbuat semaunya tanpa bisa diatur sebaliknya setiap nasehat dan petuah beliau Menghujam begitu dalam di hati mereka beliau adalah pendidik yang akrab lagi penuh Wibawa.
https://youtu.be/wwkJ0tBYPow
https://youtu.be/wwkJ0tBYPow
Komentar
Posting Komentar