Bismillahirohmanirohim
Alhamdulillah...... Allah masih mengizinkan saya untuk menulis artikel ini dengan judul AKU TERTIPU LAGI.
Mengapa saya memberikan judul artikel ini dengan aku tertipu lagi, karena zaman ini yaitu zaman teknologi hampir semua orang menggunakan teknologi dari teknologi yang kecil hingga teknologi yang besar, sehingga memudahkan semua orang yang dari belahan dunia manapun dapat mengetahui apa yang ada di belahan bumi dan apa yang terjadi di belahan bumi lainnya. Begitu gampangnya dan begitu mudahnya informasi didapatkan dari belahan bumi manapun yang disebarkan melalui teknologi-teknologi yang ada, sehingga memudahkan semua orang di belahan bumi manapun dapat mengetahui informasi yang telah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi, kadang informasi yang datang itu dapat diminta pertanggungjawaban dan kebenarannya dan bahkan tidak semua berita dan informasi yang datang itu semuanya dapat diminta pertanggungjawaban dan kebenarannya bahkan lebih banyak berita yang datang pertanggungjawaban dan kebenarannya belum bisa kita pegang dan akui keaslian dan kebenaran berita tersebut, karena yang menyampaikan dan menyebarkan berita tersebut kita belum mengetahui kepribadian orang yang memberikan berita kepada kita, maka wajib bagi kita umat muslim yang berpegang teguh dengan ajaran agama Islam ini tentu kita harus mengetahui yang sebenarnya berita yang datang kepada kita karena Allah subhanahu wa ta'ala telah menyampaikan dalam Alquran dan telah dijelaskan oleh nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wasallam.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقُُ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَافَعَلْتُمْ نَادِمِينَ “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. [Al Hujurat : 6].
Maksudnya, janganlah kalian menerima begitu saja berita dari orang fasik, sampai kalian mengadakan pemeriksaan, penelitian dan mendapatkan bukti kebenaran berita itu. Dalam ayat ini Allah memberitahukan, bahwa orang-orang fasik itu pada dasarnya jika berbicara dia dusta, akan tetapi kadang ia juga benar. Karenanya, berita yang disampaikan tidak boleh diterima dan juga tidak ditolak begitu saja, kecuali setelah diteliti. Jika benar sesuai dengan bukti, maka diterima dan jika tidak, maka ditolak. Kemudian Allah menyebutkan illat (sebab) perintah untuk meneliti dan larangan untuk mengikuti berita-berita tersebut.
Maksudnya, janganlah kalian menerima begitu saja berita dari orang fasik, sampai kalian mengadakan pemeriksaan, penelitian dan mendapatkan bukti kebenaran berita itu. Dalam ayat ini Allah memberitahukan, bahwa orang-orang fasik itu pada dasarnya jika berbicara dia dusta, akan tetapi kadang ia juga benar. Karenanya, berita yang disampaikan tidak boleh diterima dan juga tidak ditolak begitu saja, kecuali setelah diteliti. Jika benar sesuai dengan bukti, maka diterima dan jika tidak, maka ditolak. Kemudian Allah menyebutkan illat (sebab) perintah untuk meneliti dan larangan untuk mengikuti berita-berita tersebut.
Maka kita sebagai umat Islam lebih berhati-hati, lebih teliti dengan berita yang datang kepada kita, terutama berita yang datang dari media sosial atau alat teknologi lainnya, maka wajib bagi kita untuk kembali kepada al-quran dan sunnah nabi shallallahu alaihi wasallam untuk menanggapi berita-berita yang datang dari manapun, cukuplah Alquran dan Sunnah sebagai petunjuk jalan hidup kita sehingga kita tidak terombang-ambing oleh berita yang datang dari orang-orang fasik dan media sosial atau dari alat teknologi teknologi lainnya. Sudah banyak berita yang datang kepada umat muslim ini sehingga umat muslim menjadi tumbal berita-berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, diantara musibah-musibah berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan adalah: Betapa banyak fitnah yang terjadi akibat berita bohong yang disebarkan orang fasiq yang jahat! Betapa banyak darah yang tertumpah, jiwa yang terbunuh, harta yang terampas, kehormatan yang terkoyakkan, akibat berita yang tidak benar!Berita yang dibuat oleh para musuh Islam dan musuh umat ini. Dengan berita itu, mereka hendak menghancurkan persatuan umat ini, mencabik-cabiknya dan mengobarkan api permusuhan diantara umat Islam. Betapa banyak dua saudara berpisah disebabkan berita bohong! Betapa banyak suami-istri berpisah karena berita yang tidak benar! Betapa banyak kabilah-kabilah, dan kelompok-kelompok saling memerangi, karena terpicu berita bohong! Allah Azza wa Jalla Yang Maha Lembut dan Maha Mengetahui, telah meletakkan satu kaidah bagi umat ini untuk memelihara mereka dari perpecahan, dan membentengi mereka dari pertikaian, juga untuk memelihara mereka dari api fitnah.
Cukuplah ayat Al Qur'an surat Al hujurat ini sebagai petunjuk bagi orang-orang yang beriman dan berakal dalam menyikapi berita yang datang dari manapun.
Pesan terpenting untuk kita semua berhati-hatilah dalam menyebarkan dan menyampaikan informasi, sebelum kita menyampaikan dan menyebarkan informasi terlebih dahulu kita mempelajari atau mengklarifikasi berita yang datang kepada kita sehingga orang lain tidak menjadi tumbal dari berita yang tidak benar yang kita sampaikan dan kita sebarkan kepada mereka.
Wahai saudara-saudaraku takutlah kepada Allah jangan sampai kita termasuk orang-orang fasik yang dikatakan oleh Allah subhanahu wa ta'ala dalam Alquran dan dalam sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Semoga Allah subhanahu wa ta'ala senantiasa menjaga kita dari berita-berita dan informasi yang dapat melemahkan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan senantiasa Allah subhanahu wa ta'ala menuntun kita kepada kebenaran yang telah diajarkan oleh nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wasallam.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua. silakan berpartisipasi dalam menyebarkan artikel ini sehingga banyak saudara-saudara kita mengambil pelajaran dari artikel ini.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Penulis: Muhammad Nur Sumbi
Komentar
Posting Komentar