TAHUID KEPADA ALLAH subahanahu wata'allah

Segala puji dan sukur hanya milik Allah yang telah memberikan kepada kita berbagai macam nikmat sehingga kita tidak dapat menghitungnya karena saking banyaknya nikmat Allah yang Allah berikan kepada kita. Solawat dan salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi kita Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasalam yang memperjuangkan agama islam ini dari alam kejahiliaan hingga alam ketahuidan kepada Allah.
Masyarul muslimin yang dimuliakan Allah subahanahu wata'allah
Artikel kali ini kita akan membahas tentang tahuid kepada Allah subahanahu wata'allah karena kalimat tahud ini lah kita diciptakan Allah subahanahu wata'allah sebagaimana Allah subahanahu wata'allah berfirman dalam al qur'an Surat Az-Zariyat Ayat 56

وَمَا خَلَقْت الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Arti: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi (beribadah) kepada-Ku.

Ayat diatas ini sangat jelas bahwa tujuan kita diciptakan oleh Allah hanyalah satu tujuan saja yaitu beribadah kepada Allah semata.
Kita bersaksi bahwa tidak ada illah yang berhak di ibadahi kecuali Allah subahanahu wata'allah semata. Kesaksian kita dengan kalimat
لآإِلَهَ إِلاَّ الله]
Inilah Kalimat tauhid adalah kalimat yang sangat agung, kalimat yang juga membedakan antara muslim dan kafir. Seorang muslim harus memahami makna kalimat ini dengan benar. Kesalahan dalam memahami kalimat ini bisa menjadi pintu pembuka terjerumus ke dalam berbagai perbuatan syirik yang membatalkan tauhid atau keislaman kita
Maka wajib bagi kita sebagai seorang muslim dan muslimah harus mengetauhi makna kalimat tahuid yang sebenar-benarnya yang di ajarkan oleh Nabi kita Muhammad saw.
Makna Laa Ilaaha Illallah yang Benar

Makna Laa ilaaha illallah [ لآإِلَهَ إِلاَّ الله ] yang benar adalah [ لآ معبود حق إِلاَّ اللهُ ] ) ( Laa ma’buuda bi haqqin illallah ), artinya tidak ada sesembahan yang benar dan berhak untuk disembah kecuali hanya Allah saja. Semua sesembahan yang disembah oleh manusia berupa malaikat, jin, matahari, bulan, bintang, kuburan, berhala, dan sesembahan lainnya adalah sesembahan yang batil, tidak bisa memberikan manfaat dan tidak pula bisa menolak bahaya.

Pada kalimat [ لآإِلَهَ إِلاَّ الله ] terdapat empat kata yaitu:

Kata Laa لآُ) berarti menafikan, yakni meniadakan semua jenis sesembahan.

Kata ilaah ( إِلَهَ) berarti sesuatu yang disembah.

Kata illa (إِلاَّ ) berarti pengecualian.

Kata Allah (الله ) maksudnya bahwa Allah adalah ilaah/sesembahan yang benar.

Dengan demikian makna [لآإِلَهَ إِلاَّ الله ] adalah menafikan segala sesembahan selain Allah dan hanya menetapkan Allah saja sebagai sesembahan yang benar.

Sebagaimana Allah berfirman :

وَلاَ تَدْعُ مِن دُونِ اللّهِ مَا لاَ يَنفَعُكَ وَلاَ يَضُرُّكَ فَإِن فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذاً مِّنَ الظَّالِمِينَ

Dan janganlah kamu menyembah sesuatu yang tidak bisa memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah. sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang zalim“.
Jika  kita menyebah dan beribadah kepada selain Allah tentu kita termasuk manusia terzalim di muka bumi ini dan tempat kembali kita kelak, Allah telah persiapkan tempat kita yaitu neraka yang bahan bakarnya batu dan manusia.
Maka wajib bagi kita untuk menjauhi kesyirikan karena kesyirikan termasuk  kezaliman yang terbesar.
Sebagaiman Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«اتَّقُوا الظُّلْمَ فَإِنﱠ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ »

“Jagalah diri kalian dari perbuatan zalim, karna sesungguhnya kezaliman itu akan menjadi kegelapan pada hari kiamat”.
(Hadits Shahih, Riwayat Ahmad. Lihat Shahiihul jaami’ no.101).

Kezaliman besar inilah yang akan gelap pada hari kiamat, kita tidak akan di tolong oleh Allah swt di hari kiamat. Mengapa Allah tidak menolaong kita karena kita telah melakukan kezaliman yang amat besar. Yaitu meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya adalah kezaliman, jika kita meletakan diri kita dalam ibadah kepada selain Allah maka kita termasuk orang yang teramat zalim padahal Allah menciptakan kita hanya untuk beribadah kepada Allah semata.
Kaum muslimin dan muslimah dimanapun berada semoga Allah senantiasa menuntun kita kejalan yang lurus dan kewajiban kita sebagai seorang muslim dan muslimah harus saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran. sebagaiman kisah Luqman menasehati anaknya yang di abadikan oleh Allah dalam al qur'an agar kita mengambil pelajaran darinya Allah swt berfirman:

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar” (QS. Luqman : 13)

Dan sebesar-besar perbuatan adil adalah mentauhidkan Allah, baik dalam hal Rububiyah, Uluhiyah, maupun Asma wa Sifat.

  Semoga tulisan ini dapat menambah ilmu  kita dan bermanfaat untuk kita semua dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Amiin Allahuma Amiin.

              PENULIS:
MUHAMMAD NUR SUMBI

Komentar