Sesungguhnya seorang pemimpin negara memikul tugas-tugas yang penting, di antara tugasa mereka yang paling penting adalah tiga perkara:
1. Menegakkan agama.
2. Melawan serangan musuh dari luar yang ingin menjajah.
3. Mewujudkan keamanan dalam negeri.
Ada pun rakyat, mereka memiliki kewajiban untuk membantu pemimpin dalam mewujudkan tercapainya tugas mereka, karena seorang pemimpin tidak akan bisa mewujudkan tugasnya kecuali dengan dukungan dari rakyatnya.
Oleh karena itu, syari'at sangat menekankan tentang pentingnya taat kepada pemimpin dalam hal-hal yang tidak bertentangan dengan agama, sebab dengan taat kepada pemimpin akan teratur segala urusan, terwujudkan keamanan, terpelihara persatuan, terjaga darah manusia, dan tertunaikan hak mereka. Sebaliknya, dengan tidak taat kepada mereka maka segala urusan akan menjadi berantakan. Barang siapa yang mempelajari dan mengamati sejarah, maka dia akan membenarkan apa yang kami katakan. Perhatikanlah bersama hadits Nabi s.a.w berikut:
"Aku wasiatkan kalian dengan takwa kepada Allah dan mendengar serta taat kepada pemimpin sekalipun dia adalah budak." (HR. Ahmad, Abu Daud, At Tarmidzi, Ibnu Majah dll)
Al Hafizh Ibnu Rajab al Hanbali menjelaskan, " Dua kalimat ini menghimpun kebahagiaan dunia dan akhirat. Wasiat taqwa merupakan kunci kebahagiaan akhirat, sedangkan taat kepada pemimpin merupakan kunci kebahagiaan dunia."
Perhatikanlah juga bersama hadits berikut ini:
" Sesungguhnya Allah ridha bagi kalian tiga perkara: yaitu kalian beribadah kepada-Nya semata dan tidak menyekutukan-Nya sedikitpun, dan kalian semua berpegang teguh dengan tali Allah dan tidak berpecah belah, serta menegakkan nasehat kepada pemimpin-pemimpin yang dijadikan oleh Allah untuk kalian." (HR. Muslim)
Tidak ada kerusakan pada agama manusia dan dunia mereka, kecuali disebabkan karena mereka melalaikan tiga hal di atas atau sebagiannya.
Inilah syari'at islam yang murni, menganjurkan taat kepada pemimpin dan melarang keras memberontak mereka, nencela mereka, menyebarkan kesalahan dan aib mereka, dan lain sebagainya.
Semua itu demi terwujudnya keamanan dan terhindarnya kekacauan.
Sebagai renungan, marilah kita mengambil suatu pelajaran dari sikap imam ahli sunnah wal jama'ah Ahmad bin Hanbal tatkala sebagian pengikutnya berkupul dan menemuinya dan mengadu kepada beliau bahwa mereka tidak setuju dengan kepemimpinan negeri mereka. Lalu imam Ahmad bin Hanbal berdialok dengan mereka seraya berkata, " Ingkarilah dalam hati kalian, janganlah kalian memberontak, janganlah kalian menumpahkan darah kaum muslimin, pikirkanlah akibat perbuatan kalian dan bersabarlah sehingga Allahmemberikan jalan keluar."
Perhatikanlah jawaban indah di atas, sebuah jawaban yang keluar dari seorang yang mendarah daging dengan sunnah, bukan emosional dan tindakan gegabah yang tak terkendalikan, sekalipun beliau dalam keadaan terzhalimi oleh pemerintah yang zhalim.
Kerena beliau mengutamakan keamanan, tidak ragu lagi bahwa keamanan merupakan kenikmatan besar dan kebutuhan primer bagi pribadi, masyarakat dan negara, bahkan keamanan bagi manusia lebih penting dari pada kebutuhan pangan. Oleh karenanya, Nabi Ibrahim a.s dalam doanya lebih mendahulukan keamanan dari pada pangan.
" Dan ingatlah , ketika Ibrahim berdoa: ya Rabb ku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman santosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya, yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian." (QS.Al-Baqarah:126)
Perhatikanlah, bagaimana keamanan lebih didahulukan dari pada kebutuhan pangan, sebab mungkinkah seorang akan merasakan lezatnya makanan bila dia diselimuti oleh ketakutan dan kecemasan.
Apa pun politik anda utamakan keamanan
Siapa pun pemimpin negeri ini kita tetap bersama-sama membangun keamanan negeri ini
Agar Indonesia menjadi negeri yang aman santosa.
1. Menegakkan agama.
2. Melawan serangan musuh dari luar yang ingin menjajah.
3. Mewujudkan keamanan dalam negeri.
Ada pun rakyat, mereka memiliki kewajiban untuk membantu pemimpin dalam mewujudkan tercapainya tugas mereka, karena seorang pemimpin tidak akan bisa mewujudkan tugasnya kecuali dengan dukungan dari rakyatnya.
Oleh karena itu, syari'at sangat menekankan tentang pentingnya taat kepada pemimpin dalam hal-hal yang tidak bertentangan dengan agama, sebab dengan taat kepada pemimpin akan teratur segala urusan, terwujudkan keamanan, terpelihara persatuan, terjaga darah manusia, dan tertunaikan hak mereka. Sebaliknya, dengan tidak taat kepada mereka maka segala urusan akan menjadi berantakan. Barang siapa yang mempelajari dan mengamati sejarah, maka dia akan membenarkan apa yang kami katakan. Perhatikanlah bersama hadits Nabi s.a.w berikut:
"Aku wasiatkan kalian dengan takwa kepada Allah dan mendengar serta taat kepada pemimpin sekalipun dia adalah budak." (HR. Ahmad, Abu Daud, At Tarmidzi, Ibnu Majah dll)
Al Hafizh Ibnu Rajab al Hanbali menjelaskan, " Dua kalimat ini menghimpun kebahagiaan dunia dan akhirat. Wasiat taqwa merupakan kunci kebahagiaan akhirat, sedangkan taat kepada pemimpin merupakan kunci kebahagiaan dunia."
Perhatikanlah juga bersama hadits berikut ini:
" Sesungguhnya Allah ridha bagi kalian tiga perkara: yaitu kalian beribadah kepada-Nya semata dan tidak menyekutukan-Nya sedikitpun, dan kalian semua berpegang teguh dengan tali Allah dan tidak berpecah belah, serta menegakkan nasehat kepada pemimpin-pemimpin yang dijadikan oleh Allah untuk kalian." (HR. Muslim)
Tidak ada kerusakan pada agama manusia dan dunia mereka, kecuali disebabkan karena mereka melalaikan tiga hal di atas atau sebagiannya.
Inilah syari'at islam yang murni, menganjurkan taat kepada pemimpin dan melarang keras memberontak mereka, nencela mereka, menyebarkan kesalahan dan aib mereka, dan lain sebagainya.
Semua itu demi terwujudnya keamanan dan terhindarnya kekacauan.
Sebagai renungan, marilah kita mengambil suatu pelajaran dari sikap imam ahli sunnah wal jama'ah Ahmad bin Hanbal tatkala sebagian pengikutnya berkupul dan menemuinya dan mengadu kepada beliau bahwa mereka tidak setuju dengan kepemimpinan negeri mereka. Lalu imam Ahmad bin Hanbal berdialok dengan mereka seraya berkata, " Ingkarilah dalam hati kalian, janganlah kalian memberontak, janganlah kalian menumpahkan darah kaum muslimin, pikirkanlah akibat perbuatan kalian dan bersabarlah sehingga Allahmemberikan jalan keluar."
Perhatikanlah jawaban indah di atas, sebuah jawaban yang keluar dari seorang yang mendarah daging dengan sunnah, bukan emosional dan tindakan gegabah yang tak terkendalikan, sekalipun beliau dalam keadaan terzhalimi oleh pemerintah yang zhalim.
Kerena beliau mengutamakan keamanan, tidak ragu lagi bahwa keamanan merupakan kenikmatan besar dan kebutuhan primer bagi pribadi, masyarakat dan negara, bahkan keamanan bagi manusia lebih penting dari pada kebutuhan pangan. Oleh karenanya, Nabi Ibrahim a.s dalam doanya lebih mendahulukan keamanan dari pada pangan.
" Dan ingatlah , ketika Ibrahim berdoa: ya Rabb ku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman santosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya, yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian." (QS.Al-Baqarah:126)
Perhatikanlah, bagaimana keamanan lebih didahulukan dari pada kebutuhan pangan, sebab mungkinkah seorang akan merasakan lezatnya makanan bila dia diselimuti oleh ketakutan dan kecemasan.
Apa pun politik anda utamakan keamanan
Siapa pun pemimpin negeri ini kita tetap bersama-sama membangun keamanan negeri ini
Agar Indonesia menjadi negeri yang aman santosa.
Muhammad Nur Sumbi
Komentar
Posting Komentar